TENTANG
CINTA
Setiap
orang di dunia ini pasti memiliki sebuah rumah yang menjadi sandaran mereka,
yang biasanya di kenal dengan nama keluarga. Keluarga adalah dua atau lebih
dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan
atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga serta berinteraksi
satu sama lainnya.
Keluarga,
bagi saya pribadi keluarga adalah segala- galanya. Keluarga terkadang bukanlah
soal tempat, tetapi seseorang. Seseorang yang bisa menjadi tempat kembali
setelah kita jauh berjalan. Bagi saya keluarga itu adalah ikatan yang sangat
erat hubungannya. Karna orang-orang di dalamnya dipertemukan oleh Allah bukan
tanpa sebab, sudah ada pertimbangan ukuran menurut-Nya.
Keluarga,
satu kata yang memiliki jutaan bahkan milyaran arti didalamnya, tergantung
bagaimana seseorang mengartikan dan memahaminya. Keluarga, tempat dimana semua
berawal dan bermula. Tempat dimana karakter seseorang dibentuk dan di didik.
Bahkan keluarga merupakan cikal bakal wajah peradaban. Dimana baik buruknya
masyarakat dapat dinilai dari profil keluarga didalamnya.
Bagi
saya, anugerah terbesar dan terindah yang pernah saya miliki adalah keluarga
saya. Tanpa mereka saya mungkin tidak bisa sampai pada titik sekarang ini. Mereka
adalah bagian hidup saya, jiwa saya, kekuatan saya, bahkan mereka melengkapi
semua kekurangan yang saya miliki sehingga saya merasa sangat beruntung bisa
berada ditengah-tengah mereka.
Keluarga
tidak pernah mengajarkan saya tentang kemewahan, tetapi mereka selalu
mengajarkan saya artinya berbagi sekali pun kita berada dalam keadaan yang
paling sulit. Berbagi disini bukan hanya soal materi tetapi juga cinta, kasih
sayang, suka dan duka. Mereka adalah orang-orang yang saya cintai sekaligus
orang yang mencintai saya dengan setulus hatinya.
Mereka
adalah rumah bagi saya yang melindungi, mengayomi, dan menjaga saya. Mereka
adalah orang pertama yang selalu mendukung ketika saya berada dititik terendah
dalam hidup saya. Yang dengan setia menyemangati saya hingga saya dapat memberanikan diri untuk bangkit dan memulai
dari awal lagi. Serta mereka adalah orang yang selalu mempercayai saya ketika
tidak ada seorang pun yang percaya kepada saya.
Keluarga,
entahlah ketika satu kata itu terucap tetapi sangat menyentuh sanubari
seseorang. Ketika seseorang mendengar kata itu mungkin mereka akan mengingat setiap
kejadian yang ada didalamnya, bisa itu suka atau pun duka. Namun bagi saya
ketika ada kejadiaan duka didalamnya balut dan kenanglah iya di dalam suka
karena tanpa duka itu mungkin kita tidak pernah mengambil pelajarannya dan
karna duka itulah kita tau apa artinya hidup dan bagaimana cara untuk
memperjuangkannya.
Didalam
sebuah keluarga, yang terpenting harus ada itu adalah cinta dan kasih sayang,
karna dari cinta dan kasih sayang semuanya bermula dan berawal seperti sebuah
kepercayaan, saling terbuka, saling memberi , saling membantu dan saling
mengasihi satu sama lainnya.
Untuk
menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang dalam keluarga, banyak sekali hal yang
bisa dilakukan seperti berusaha memahami, mengerti dan menerima kondisi anggota
keluarga kita, menyempatkan waktu untuk mengobrol dan berdiskusi dengan anggota
keluarga, terbuka dan bersedia mendengar masukan dan nasihat, bersedia meminta
maaf dan memaafkan, saling menguatkan dalam beribadah dan masih banyak lagi hal
yang dapat kita lakukan untuk menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang di dalam
keluarga.
Saya
yakin dan percaya setiap orang memiliki rasa cinta dan kasih sayang yang begitu
besar kepada keluarganya, karna ikatan batin diantara keluarga itu kental
sekali. Selain rasa kasih sayang dan cinta, hal lain yang juga harus penting
dijaga didalam keluarga adalah komunikasi. Karena dengan komunikasi yang baik
hubungan didalam keluarga dapat terjalin dengan harmonis. Dan menurut saya, komunikasi
dalam keluarga akan senantiasa terpelihara ketika komunikasi dengan Allah tetap
terjaga.
Terlepas
dari semuanya, saya melupakan satu hal penting di dalam hidup saya. Bahwa hari,
bulan, bahkan tahun pun berlalu hingga terkadang waktu bersama keluarga sudah
mulai berkurang karna aktifitas kita masing-masing. Tidak terasa memang,
terkadang waktu berjalan begitu cepat. Dan terkadang pula saya ingin rasanya
berbisik kepada waktu untuk berhenti pada setiap moment manis yang saya
habiskan bersama anggota keluarga saya.
Dan
kini hal yang paling berat yang saya rasakan adalah ketika saya harus
meninggalkan keluarga saya demi menggapai cita-cita. Mungkin ini memanglah
berat bagi saya, tapi ini harus saya lakukan. Meninggalkan tanah kelahiran
saya, dan mulai menginjakan kaki di tanah perantauan.
Awal
saya berada disini, ditanah jawa, itu sangat berat sekali bagi saya. Ketika
saya harus terbiasa hidup mandiri dan jauh dari keluarga yang sangat saya
cintai. Ketika apa pun yang saya lakukan itu harus sendiri, mulai dari tidur,
makan, menonton, apapun itu, cukup berat memang dan hal yang paling sering saya
rasakan adalah sepi. Ada bagian dihati saya yang seakan kosong walaupun saya
mencoba untuk membiasakannya.
Tidak
hanya itu, saya juga harus terbiasa membiasakan diri dengan lingkungan saya
yang baru. Mulai beradaptasi dengan teman yang baru saya kenal disini. Tetapi
dibalik itu semua saya selalu percaya dengan kata indah Imam Syafi’i yaitu “
Merantaulah, kau akan mendapatkan pengganti kerabat dan teman..
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup akan terasa setelah lelah berjuang.. ”
Ternyata
dibalik semua ini, saya dapat belajar satu hal yaitu bagaimana rasanya
merindukan seseorang yang teramat kita sayang. Mungkin benar kata dilan, rindu
ini memang berat, saya tidak akan kuat tapi ketika wajah ibu dan ayah terbayang
dikepala, itu bagaikan cahaya yang memberikan saya kekuatan untuk terus maju.
Kemudian,
setiap kali rasa malas menghantui, saya akan ingat selalu bahwa ada orang yang
bekerja keras menyekolahkan saya. Ada orang yang selalu menyebut nama saya
didalam doanya. Ada orang yang selalu membanggakan diri saya. Dan ada mimpi
yang harus menjadi kenyataan.
Dan
seperti yang saya katakan tadi bahwa waktu itu sangat cepat berlalu. Bagaikan
angin yang menghembus rambut, cepat tak terasa. Sekarang, disini, ditanah jawa,
sudah banyak kejadiaan yang saya lalui. Tentu kejadiannya tidak hanya manis
tapi juga pahit. Apalah daya, ketika apa yang saya rasakan, hanya dapat saya bagi
sendiri disini.
Terkadang
saya bercerita dengan teman disini, “saya merindukan rumah”. Mereka memberikan
saran untuk menghubungi keluarga saya. Saya hanya tersenyum, mungkin karna mereka
tidak merasakannya. Menghubungi lewat telepon genggam pun itu hanya mengobati secuil
dari rasa rindu ini. Saya bercerita lagi kepada mereka “saya butuh rumah untuk
istirahat” . Mereka menjawab “dikosan juga bisa beristirahat”.
Ya,
mungkin saya memang bisa beristirahat di kosan. Tapi bukan itu yang saya
maksud. Istirahat disini maksudnya adalah saya butuh rumah untuk melepaskan
segala gundah dihati ini, saya butuh kekuatan, saya butuh bercerita dengan keluarga
saya secara langsung, saya butuh senyuman ibu dan ayah, serta saya butuh
kehangatan berada diantara mereka.
Namun,
ketika rasa rindu dan lelah itu selalu menghampiri, hal yang saya lakukan
adalah mengingat penggalan kalimat yang begitu indah yang pernah saya baca, “Mengapa
lelah? Sementara Allah selalu menyemangati dengan Hayya ‘alal Falah, bahwa
jarak kemenangan hanya berkisar antara kening dan sajadah.”
Kalimat
itu selalu menyadarkan saya bahwa tidak ada yang perlu saya cemaskan, saya
takutkan dan saya gelisahkan didunia ini selagi saya masih memiliki Allah di
hidup saya. Jika pun saya tidak memiliki pundak untuk bersandar, setidaknya
saya masih memiliki sajadah untuk bersujud.
Saya
akui bahwa terkadang saya masih menjadi manusia yang mudah rapuh oleh tantangan
hidup. Tetapi sejak merantau, saya merasa menjadi pribadi yang lebih tangguh,
lebih kuat, dan lebih memaknai hidup. Karena di rantau saya dituntut untuk bisa
segalanya sendiri sekalipun itu menghadapi masalah yang berat.
Saya
yakin dan percaya bahwa semua masalah itu ada jalan keluarnya. Dan saya juga
yakin bahwa pendaki yang sampai ke puncak hanyalah yang tangguh. Pejuang yang
sampai ke kesuksesan hanyalah yang sabar. Dan kita diberi pilihan, menjadi
manusia yang mudah rapuh oleh tantangan, atau justru menghebat seiring hebatnya
rintangan. “ Percayalah, badai selalu menyisakan pohon-pohon terkuat ”.
Oleh
sebab itu kita harus tau bahwa hidup ini adalah pilihan, tergantung pada diri
kita masing-masing. Apakah ingin tetap berada di zona nyaman atau keluar dan
mencoba hal baru. Ingatlah apa yang kita putuskan hari ini adalah penentu
kehidupan kita dimasa yang akan datang. Dan kini keputusan saya adalah
menggapai ilmu ditanah jawa dengan sungguh-sungguh agar kelak saya bisa menjadi
orang yang sukses serta bisa membahagiakan keluarga saya.
Karna
kebahagiaan terbesar dalam hidup saya adalah ketika saya bisa melihat keluarga
saya tersenyum bahagia. Untuk mencapai itu semua saya harus berusaha sekuat
tenaga untuk mewujudkan impian dan cita-cita saya. Saya tidak takut untuk
memiliki mimpi yang besar, seperti ungkapan Ir. Soekarno “ Bermimpilah setinggi
langit, jika engkau jatuh, engkau akan jatuh diantara bintang-bintang ”.
Bagi
saya, impian dan cita-cita membuat diri saya terpacu untuk melakukan hal yang
lebih baik lagi. Jadi teruslah berusaha dan berdoa. Karna kita tidak pernah tau
usaha ke berapa yang akan berhasil, seperti kita tak pernah tau doa mana yang akan
dikabulkan, keduanya sama maka perbanyaklah.
Jangan
takut untuk mencoba hal yang baru, gapailah impianmu. Tapi ingatlah, tak peduli
kemana pun kamu pergi, keluarga tempat kamu kembali. Dan ingatlah satu hal
lagi, banyak orang yang sibuk mencari tahta, harta dan wewenang hingga mereka melupakan
keluarga. Padahal tanpa kita sadari, keluarga adalah harta yang tak ternilai
dari apapun.
Jadi,
berikanlah waktu terbaikmu untuk keluarga, bukan waktu yang tersisa dari
kesibukanmu. Ingatlah, kamu masih beruntung bisa melihat wajah keluargamu
setiap hari, bisa bercengkrama, tertawa dan berbagi cerita bersama. Bagaimana
dengan seseorang yang harus terpisah jarak dengan keluarganya seperti saya.
Bagi
saya waktu yang paling saya tunggu- tunggu adalah liburan semester. Karna
dihari itu kekuatan di dalam diri saya seakan bertambah berkali kali lipat. Rasanya
moment bersama keluarga itu sangat manis bahkan lebih manis dari pada gula.
Walaupun liburan saya tidak seperti orang-orang kebanyakan yang pergi ke tempat
wisata atau mengunjungi negri yang begitu indah, cukup dengan pulang ke tanah
kelahiran sudah membuat saya sangat bahagia.
Liburan
terbaik itu bukanlah soal kemewahan, tetapi soal kebersamaan di tengah keluarga
tercinta. Ketika ayah, ibu, kakak, abang, adek, keponakan, saya, dan semua
keluarga besar saya dapat berkumpul dan tertawa lepas bersama, itu adalah paket
komplit dalam hidup saya lebih dari apapun juga. Tidak penting soal tempat,
kemewahan dan sebagainya karna yang paling penting adalah orangnya.
Jadi
intinya ketika saya, kamu, dan kita masih memiliki waktu bersama keluarga, gunakanlah
waktu itu sebaik-baik mungkin. Karna istana terindah kita di dunia ini adalah
rumah yang dipenuhi cinta, kasih sayang, kebaikan dan kehangatan yang lebih
berharga dari apapun juga.
Baguuusss.
BalasHapus"Keluarga adalah harta yang tak ternilai dari apapun"
Kata2 simple tp mengandung arti yg sangat besar
Semoga kita bisa menggapai cita2 dan membanggakan keluarga kita lewat apa yg kita jalanin sekarang. Amin
Aamiin semoga semua doa dan usaha kita dipermudah dan dijabah Allah SWT
Hapusbagussss bangetttttt
BalasHapusNiceeeπππππ
BalasHapusSemangat menulisnya mbakπ